Sekelompok Hacker diberitakan telah mengambil lebih dari US$ 31 juta atau sekitar Rp 418,9 miliar dari bebrapa account koresponden di bank sentral Rusia.
Info yang dikutip dari Tekno Liputan6. com dari Reuters, Minggu (4/12/2016), bank sentral Rusia menginformasikan peristiwa yang berlangsung pada Jumat waktu Rusia tersebut sebagai satu diantara serangan siber paling baru yang berlangsung pada instansi keuangan.
Petugas bank sentral Rusia Artyom Sychyov mengatakan, sesungguhnya mereka berupaya untuk mengambil duit sebesar 5 miliar ruble atau setara dengan Rp 1,05 triliun dari bank itu.
Baca Juga : Hal-Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Terhubung WiFi Gratis
Sychyov mengomentari laporan bank sentral yang menyebutkan kalau kelompok hacker itu berupaya membobol account di bank dengan memalsukan jati diri seorang client.
Secara terpisah, pemerintah Rusia menyampaikan pihaknya sudah temukan plot agen mata-mata asing guna menabur kekacauan di sitem perbankan Rusia melalui kejahatan siber yang terkoordinasi.
Dijelaskan, mata-mata itu juga menyebarkan laporan palsu di sosial media dengan mengatakan bank Rusia akan alami kebangkrutan.
Baca Juga : Deretan Ancaman Siber pada Tahun 2017
Disamping itu, regulator keuangan di semua dunia sudah menekan bank yang beroperasi sekarang ini untuk menguatkan keamanan siber. Sebab, instansi keuangan seperti bank begitu rawan jadi target peretasan.
Kecemasan tentang terjadinya serangan siber didunia perbankan sudah diawali mulai sejak Februari lalu, yaitu saat hacker yang tidak di ketahui jati dirinya mengambil dana sebesar US$ 81 juta (Rp 1,06 triliun) dari bank sentral Bangladesh yang didepositokan di New York Fed.
Sampai saat ini, instansi penegak hukum di seluruh dunia masih memburu penjahat dibalik pembobolan account memakai permintaan wire-transfer yang di kirim lewat pesan jaringan bank SWIFT.
Baca Juga : 1 Juta Akun Google Diserang Virus Berbahaya
Cyber Attack |
Info yang dikutip dari Tekno Liputan6. com dari Reuters, Minggu (4/12/2016), bank sentral Rusia menginformasikan peristiwa yang berlangsung pada Jumat waktu Rusia tersebut sebagai satu diantara serangan siber paling baru yang berlangsung pada instansi keuangan.
Petugas bank sentral Rusia Artyom Sychyov mengatakan, sesungguhnya mereka berupaya untuk mengambil duit sebesar 5 miliar ruble atau setara dengan Rp 1,05 triliun dari bank itu.
Baca Juga : Hal-Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Terhubung WiFi Gratis
Sychyov mengomentari laporan bank sentral yang menyebutkan kalau kelompok hacker itu berupaya membobol account di bank dengan memalsukan jati diri seorang client.
Secara terpisah, pemerintah Rusia menyampaikan pihaknya sudah temukan plot agen mata-mata asing guna menabur kekacauan di sitem perbankan Rusia melalui kejahatan siber yang terkoordinasi.
Dijelaskan, mata-mata itu juga menyebarkan laporan palsu di sosial media dengan mengatakan bank Rusia akan alami kebangkrutan.
Baca Juga : Deretan Ancaman Siber pada Tahun 2017
Disamping itu, regulator keuangan di semua dunia sudah menekan bank yang beroperasi sekarang ini untuk menguatkan keamanan siber. Sebab, instansi keuangan seperti bank begitu rawan jadi target peretasan.
Kecemasan tentang terjadinya serangan siber didunia perbankan sudah diawali mulai sejak Februari lalu, yaitu saat hacker yang tidak di ketahui jati dirinya mengambil dana sebesar US$ 81 juta (Rp 1,06 triliun) dari bank sentral Bangladesh yang didepositokan di New York Fed.
Sampai saat ini, instansi penegak hukum di seluruh dunia masih memburu penjahat dibalik pembobolan account memakai permintaan wire-transfer yang di kirim lewat pesan jaringan bank SWIFT.
Baca Juga : 1 Juta Akun Google Diserang Virus Berbahaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar